Bendera One Piece di Jelang 17 Agustus, Dasco: Upaya Pecah Belah Bangsa!

Bendera One Piece di Jelang 17 Agustus, Dasco: Upaya Pecah Belah Bangsa!

sehatmu.com – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025, publik dihebohkan dengan munculnya sejumlah bendera bergambar simbol One Piece, anime dan manga asal Jepang yang mendunia. Kejadian ini memicu polemik ketika Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyebut pemasangan bendera bajak laut tersebut sebagai “upaya pecah belah bangsa.”

Pernyataan Dasco menjadi trending di media sosial dan memancing perdebatan di kalangan netizen serta para pemerhati budaya pop dan nasionalisme. Sebagian menilai komentar itu terlalu berlebihan, sementara lainnya menganggap penting menjaga kesakralan simbol kemerdekaan dan nasionalisme menjelang Hari Besar Nasional.

Bagaimana sebenarnya duduk perkara polemik ini? Dan apa makna di balik simbol bendera One Piece yang menuai kontroversi ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Asal Usul Simbol One Piece dan Kenapa Jadi Viral di Indonesia

Apa Itu Bendera Bajak Laut One Piece?

Bendera yang dipermasalahkan adalah Jolly Roger, lambang bajak laut Topi Jerami yang dipimpin karakter fiksi Monkey D. Luffy. Dalam cerita One Piece, bendera itu merupakan simbol petualangan, kebebasan, dan perlawanan terhadap kekuasaan yang tiranik. Desainnya sederhana: tengkorak dengan topi jerami dan dua tulang bersilang.

Meski hanya fiksi, simbol ini begitu melekat di hati penggemar dan telah menjadi bagian dari budaya pop global, termasuk di Indonesia.

Muncul di Spanduk & Gapura RT

Dalam beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan unggahan bendera One Piece yang dikibarkan di gapura, gerbang masuk perumahan, bahkan dalam spanduk lomba 17-an. Beberapa akun viral di TikTok dan Instagram mengklaim itu bagian dari kreativitas generasi muda menyambut kemerdekaan dengan cara berbeda.

Namun, hal ini juga memicu pertanyaan: Apakah pengibaran simbol fiksi tersebut menjelang Hari Kemerdekaan pantas dilakukan?

Tanggapan Dasco dan Sikap DPR terhadap Simbol Pop Culture

Dasco: “Bisa Jadi Upaya Pecah Belah Bangsa”

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, memberikan pernyataan tegas terkait munculnya simbol bendera One Piece menjelang 17 Agustus. Dalam wawancara yang dikutip berbagai media nasional, Dasco menyebut:

“Kita harus hati-hati terhadap hal-hal seperti ini. Jangan sampai simbol asing dijadikan pengganti semangat nasionalisme. Bisa jadi ini upaya untuk memecah belah bangsa secara ideologi.”

Pernyataan ini memicu gelombang respons, dari yang mendukung hingga mencemooh.

Reaksi Publik: Overreacting atau Waspada?

Sebagian netizen menganggap pernyataan Dasco berlebihan. Mereka menilai bahwa pemuda zaman sekarang mengekspresikan diri melalui budaya pop, dan penggunaan simbol One Piece tidak lebih dari bentuk apresiasi terhadap karakter pemberani dan simbol petualangan.

Namun, sebagian kalangan konservatif mendukung pernyataan Dasco, menilai pengibaran simbol non-nasional menjelang Hari Kemerdekaan sebagai bentuk pengaburan identitas bangsa.

Apakah Ada Aturan Hukum?

Secara hukum, tidak ada peraturan tegas yang melarang simbol fiksi dikibarkan di ruang publik, selama tidak menggantikan atau menodai simbol negara seperti Bendera Merah Putih, lambang Garuda, dan sebagainya. Namun, penggunaan simbol asing di momen sakral tetap menimbulkan sensitivitas publik yang perlu dikelola dengan bijak.

Bendera dan Identitas Nasional di Era Pop Culture

Nasionalisme dalam Perspektif Milenial dan Gen Z

Generasi muda Indonesia saat ini tumbuh dalam lingkungan global yang penuh dengan pengaruh budaya asing, mulai dari anime, K-pop, game, hingga serial barat. Menyalahkan mereka karena mengadopsi simbol budaya luar tanpa memahami konteksnya bisa menjadi kontraproduktif.

Sebaliknya, nasionalisme hari ini lebih cair. Ia hadir dalam bentuk kebanggaan lokal di tengah globalisasi, bukan penolakan terhadap budaya luar.

Apa Salahnya Bangga pada Karakter Fiksi?

Karakter seperti Luffy dalam One Piece dipuja bukan karena ia bajak laut, melainkan karena nilai-nilainya: keberanian, setia kawan, dan semangat untuk meruntuhkan ketidakadilan. Nilai-nilai ini justru sejalan dengan semangat kemerdekaan Indonesia.

Menggunakan simbol Luffy bukan berarti mengabaikan perjuangan para pahlawan, tetapi mengekspresikan semangat kemerdekaan dengan bahasa yang lebih dekat dengan generasi masa kini.

Perlu Literasi Simbol dan Budaya Pop

Daripada melarang simbol pop culture, alangkah baiknya pemerintah dan tokoh publik mendorong edukasi tentang literasi budaya visual dan simbol, agar publik bisa membedakan antara ekspresi kreatif dan propaganda ideologi asing.

Hukum dan Etika Menggunakan Simbol Non-Nasional

Tidak Ada Larangan, Tapi Ada Batas Norma

Mengibarkan bendera One Piece secara teknis tidak dilarang hukum selama tidak menyalahi aturan seperti mengganti bendera merah putih atau menghina simbol negara. Namun, dalam konteks momen sakral seperti Hari Kemerdekaan, perlu ada kesadaran etis.

Pemerintah daerah bisa menerbitkan edaran yang menegaskan batasan penggunaan simbol budaya dalam acara nasional, tanpa perlu kriminalisasi.

Solusi Kultural Bukan Represif

Ketimbang melabeli ekspresi budaya pop sebagai ancaman, solusi kultural seperti mengajak komunitas anime berkolaborasi dalam lomba kemerdekaan, mural bertema nasionalisme, atau cosplay bertema pahlawan Indonesia bisa menjadi jembatan yang memperkuat rasa cinta tanah air.